Aku masih tidak ingin membuka nya
dengan halo . halo terlalu biasa untuknya .
Terlalu biasa?
Iya dia memang tidak kelihatan
luar biasa , dia memang hanya orang biasa tapi dia memberiku banyak hal yang
luar biasa .
Dia datang dengan sejuta
warna-warni yang bias aku pilih sesuka hatiku tanpa harus takut dia akan marah
ataupun pergi, dia memberikanku kebebasan untukku memilih warna apa hari ini ,
gambar apa yang akan aku gambar hari ini , cerita apa yang aku berikan untuknya
hari ini.
Dia tidak pernah peduli “selama
kamu menikmatinya dan bahagia , itu sudah cukup” terlalu naïf . tapi itulah dia
, kamu tidak bias membaca apa yang ada di dalam tempurung kepalanya begitupun
dengan aku . sedekat apapun aku dengan dia isi pikirannya adalah tempat
terdekat yang paling jauh yang pernah ada.
Aku tidak pernah tahu apa yang
selalu dia pikirkan dalam diam nya. Dia hanya menggeleng lalu tersenyum dan
menggandeng tanganku untuk melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya mengacak
poniku saat aku bertanya apa yang dia pikirkan suatu ketika. Aku terlalu takut
untuk menggambarkan sesosok manusia biasa ini , aku takut terlalu memujanya
,aku takut dia akan pergi juga nantinya .
“aku tidak akan pergi , selama
kamu masih disini” dia selalu berkata seperti itu ketika aku mengutarakan bahwa
aku merasa dia akan pergi , “aku tidak akan pergi” sudah berapa kali aku
mendengarnya dari orang yang berbeda, dari orang orang yang pada akhirnya pergi
dan berlalu?
Dia selalu berkata bahwa dirinya
bukanlah pangeran tampan berkuda putih , dan aku akan selalu menjawabnya bahwa aku bukanlah sebuah putri raja yang
cantik dan terkena kutukan yang menunggu pangeran berkuda putih. Dia tidak
pernah menjanjikan apapun untukku , bahkan untuk satu senyuman pun tidak pernah
ia menjanjikannya untukku . ia selalu membuktikan apa yang ingin ia sampaikan ,
ia tidak ingin aku terbebani oleh janji-janji yang dia buat sendiri . dia bukan
hanya orang yang tepat tapi dia datang di saat yang tepat , ketika aku merasa
bahwa aku tidak sanggup lagi untuk berjalan saat itu pula dia datang dan
menggendongku , melanjutkan perjalanan bersamanya
Lalu entah bagaimana dan entah
sejak kapan rasa takut akan kehilangan sesosok manusia biasa ini hadir begitu
saja, aku tidak pernah merasa takut kehilangan sebesar ini. seseorang yang
sangat aku takutkan jika dia akan pergi , seseorang yang tak pernah lelah
meyakinkanku bahwa aku tidak pernah sendiri , seseorang yang mengerti aku lebih
dari diriku sendiri , seseorang yang tidak pernah lelah berjuang untuk
bahagiaku.seseorang yang akan terus membelaku bahkan ketika dunia mulai
bersekongkol menghancurkanku. Dia sudah seperti rumah untukku , dia. Tempatku
untuk pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar