Perjalanan pulang

Perjalanan pulang adalah sesuatu yang hampir selalu aku tunggu Ketika aku 9 tahun - 3 SD. pulang dengan jalan kaki bukan di jemput , bukan juga berbarengan dengan segerombolan teman satu kompleks. Sebuah perjalanan pulang di temani seorang anak lelaki kecil di sebrang jalan , berjalan searah di sisi yang berbeda selalu tampak menarik untukku- mungkin juga untuknya? Entahlah aku tidak pernah bertanya.  Bukan perjalanan jauh , bukan sebuah perjalanan menjemput senja . Jarak yang ditempuh pun relatif dekat 300 meter untukku dan sedikit lebih jauh untuknya karena harus melewati bukit, perjalanan yang dipenuhi cerita , sesekali bercanda dan sesekali saling menggerutu ataupun ngambek . Saling berbicara dalam jarak bersebrangan dan dipisahkan jalan raya tidaklah mudah , tapi aku melakukannya hampir setiap hari. Walau terkadang aku harus mengalah untuk sedikit berjalan lebih jauh dan menemaninya mendaki bukit;tentu saja masih dalam jarak bersebrangan dia di kiri dan aku di sisi kanan- dan hingga akhirnya berpisah di atas bukit , aku harus bersyukur karena kompleksku memiliki gerbang'kecil' yang lain. Terkadang dia berjalan sendiri dan kali lain aku yang berjalan sendiri, kadang aku berjalan disisi kiri bersamanya dan menyebrang ketika sudah sampai di depan kompleks , dan terkadang dia pun melakukan hal yang sama. Selama 2 semester kami berjalan pulang bersama sama walau tidak bersisian . Hingga akhirnya semester berakhir dan berakhirlah cerita perjalanan pulang yang selalu aku tunggu .
Hingga akhirnya kami bertemu lagi -dalam suasana canggung dan hampir tidak saling mengenali dan sapaan "hai!" Itupun keluar dan aku hanya melambaikan tangan lalu pergi karena di kejar janji. Oh my! Aku masih ingin bercerita banyak hal tapi aku tidak punya waktu kala itu, jadi aku berharap kali lain ada waktu lagi.
Dan satu lagi Jangan harapkan perjalanan ini romantis , kami hanya 2 anak kecil yang dalam perjalanan pulang. Terlalu dini untuk membicarakan cinta kala itu, adakah yang istimewa? Tidak ada! Hanya saja terkadang aku ingin melakukan satu perjalanan pulang bersebrangan itu, satu kali saja. Bisa kah?

Nb: postingan kali ini bukan fiksi walaupun tidak sepenuhnya nyata. Keep reading and enjoy my story :)

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS