bulan yang berhenti berevolusi

seperti bulan yang hanya berevolusi pada bumi . begitu pula aku, hanya berputar-putar di sekelilingmu
tak pernah tahu caranya berhenti , tak pernah tahu carany berpindah dan tak pernah tau alasan mengapa aku disini.
kau mungkin heran, tapi aku tentu lebih heran lagi. 
aku tidak pernah berharap apa apa pada awalnya , tapi berakhir dengan aku yang paling menginginkan sesuatu .
aku tidak pernah ingin merasakan apa apa pada awalnya , tapi berakhir dengan aku yang merasakan sesuatu yang cukup aneh.
aku tidak ingin memiliki sesuatu pada awalnya, tapi berakhir dengan aku yang merasa kehilangan sesuatu.
aku tidak berharap akan jadi seperti ini pada akhirnya , aku tidak berharap akan jadi serumit ini , aku tidak pernah berharap akan terjadi sesuatu yang berlebih .tidak. tidak pernah sama sekali . 

aku tidak pernah berharap terjebak dengan perasaan seperti ini, tidakkah kamu tahu?

dan aku tidak tahu harus seperti apa sekarang, haruskah aku berpura-pura tidak pernah mengenalimu? haruskah aku tetap seperti biasa? atau haruskah aku mengikuti apa yang kini kau lakukan?
satu waktu seperti orang yang sudah lama saling kenal, namun satu waktu kemudian seperti orang yang tak memiliki memori apapun?
haruskah aku seperti itu?
hingga pada akhirnya aku menemukan jawabannya. aku harus tetap seperti biasa.
seperti kantung teh yang terlanjur bertemu dengan air hangat, tidak ada yang bisa di lakukan untuk membuat air tersebut kembali jernih. hingga menambahkan gula lalu mengaduk nya serta menambahkan sedikit es batu agar menjadi es teh manis agar tetap dapat dinikmati, pun begitu dengan kisah ini , akan ku ingat sebagai kisah yang manis nantinya.
tentang bulan yang jatuh cinta kepada bumi dan berharap bumi berhenti untuk berevolusi, hanya karena tidak ingin ada bagian lain dari bumi yang bertemu matahari. 

pamit

Hari ini adalah hari dimana aku menyadari bahwa semua sudah tidak lagi sama, untukku dan tentu saja untukmu .
Aku sudah menyadari bahwa sesuatu tentang kita memang sudah tidak mungkin terjadi sejak ratusan hari lalu, tapi aku selalu beranggapan bahwa semua hanya sementara.
Hingga akhirnya, hari ini tiba dan aku menyadari bahwa satu-satunya kemungkinan yang terjadi adalah tidak akan ada cerita lagi.
Cerita tentang kita sudah berakhir bahkan sebelum kita sempat untuk memulainya.
Tidak apa, teruslah berjalan karena aku pun tidak akan berhenti .
Anggap saja apapun yang terjadi hari ini adalah salam perpisahan; rangkulan tangan, kepala yang bersandar, keluhan tentang beratnya hidup adalah salam perpisahan untukmu.
Karena aku, tidak akan lagi melakukannya denganmu.
Jika kita masih saja bertemu, anggaplah kita hanya dua manusia yang pernah berjalan di jalan yang sama karena ketidak sengajaan yang diciptakan oleh semesta. Bukan karena takdir tapi hanya ke iseng an semesta.

Jadi, “anak kecil” mu menitipkan salam perpisahan dengan harapan kamu selalu bahagia dan jangan berteman dengan kesepian untuk ke sekian kalinya. Karena mungkin “anak kecil” mu ini tidak akan bisa menepati janji “aku tetap nemenin kamu kok kalau ngga ada yang mau nemenin kamu” yang pernah di ucapkan nya. 


source: pinterest
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS