bahagia itu relatif


“sekuat kuatnya karang kalau terus di hantam ombak terus menerus juga bakal hancur , sama kayak perasaan sekuat apapun kalau terus menerus disakiti juga bakal hilang”
“kamu udahan sama dia? Kapan putus?”
“udah lumayan lama”
“kenapa?”
“capek”
“katanya sayang kenapa diudahin?”
“percuma juga sayang kalo yang mau disayang ngga ada respon”
“tandanya kamu harus usaha”
“usaha juga ngga bakal berhasil kalau cuman ada gaya tapi gak ada reaksi, newton juga tau itu”
“………………..”
'Ntah apa ada yang aneh dengan keputusanku untuk mengakhiri semuanya , bukan karena aku berhenti untuk menyayangi lelaki itu tetapi aku hanya terlalu lelah .lelah untuk terus berusaha bertahan , lelah untuk terus memberi rasa toleransi ku . lelah untuk terus memaafkan kesalahan yang sama berulang ulang , lelah untuk terus mengerti tanpa pernah dimengerti , lelah untuk menutupi semuanya .katanya setiap wanita membutuhkan rasa nyaman dari lelakinya , tapi lelaki-ku dulu hampir tidak pernah memberikan rasa nyaman itu . dia terlalu sibuk dengan urusannya dan aku harus menjadi pihak yang mengalah dan mengerti dengan semuanya. melelahkan bukan? ketika kamu menjadikannya prioritas nomor satu sedangkan kamu hanya menjadi prioritas ke sekian untuknya.
---------------------------------
"bukannya selama ini kalian baik baik aja?"
"tau darimana?"
"dari....."
"apa yang kamu lihat belum tentu apa yang sebenarnya , senyum juga bisa dibuat"
"berarti kamu ngga bahagia?"
"bahagia itu relatif tergantung dari sudut mana kamu melihatnya"
"ntahlah , belakangan ini kamu terlalu menjadi ilmiah"
"hidup emang ga usah di bawa serius tapi aku juga butuh sesuatu yang pasti"
"bukannya dia pasti?"
"tapi aku butuh  yang berwarna"
"memangnya selama ini dia fotocopy dan warnanya hitam-putih?"
"bukan itu!!!"
-------------------------------
berbicara dengan Ria, makhluk mungil yang kuberi label sahabat ini memang menghabiskan tenaga ekstra , dia terlalu polos dan cerewet tapi dia memberi warna banyak dalam hidupku . semua orang pasti ingin punya banyak warna dalam hidupnya ,aku jaga begitu. tapi ternyata lelaki yang dulu aku pilih tidak pernah memberi banyak warna dalam hidupku hanya hitam-putih , terkadang merah kemudian biru dan sedikit pink .tidak usah bingung dengan warna warna itu. hitam-putih itu menggambarkan hubunganku yang rata , tanpa ada rasa yang lebih ,merah ketika kami beradu pendapat dan biru ketika aku menahan tangis setelahnya . dan pink? oh..itu hanya bisa dihitung dengan jari ketika dalam satu atau dua hari dia berubah menjadi pria romantis selama 15 bulan hubungan kami. 
----------------------------------
"aku penasaran kenapa kamu putus gitu aja , kan sayang udah lama"
"bukan masalah waktu ,sekuat kuatnya karang kalau terus di hantam ombak terus menerus juga bakal hancur , sama kayak perasaan sekuat apapun kalau terus menerus disakiti juga bakal hilang”
"aku ngga pernah tahu , aku kira kamu bahagia"
"aku pikir jika aku bisa bertahan sedikit lebih lama , dia akan berubah .tapi tetap saja tidak ada yang berubah"
"kamu menyesal?"
"untuk apa?"
"untuk semuanya"
"tentu aja nggak , dia udah ngajarin banyak hal"
"contohnya?"
"dewasa dan sabar , aku harus sabar karena aku bukan prioritas nomor satu untuknya .dan mnegerti saat dia mulai hilang tanpa kabar begitu saja"
"paling tidak sekarang kamu tau lelaki seperti dia tidak bisa memberi banyak warna untuk hidupmu"
"itu salah satunya yang aku tau dengan jelas.sangat jelas"
---------------------------------------------
pada akhirnya aku tahu , bahagia itu sederhana contohnya saat kita tertawa bersama karna hal yang sama bukan karena hal berbeda. hidup itu penuh pilihan mau bahagia atau nggak , mau pura pura atau nyata , mau yang pasti apa ngga? kalau aku lebih memilih bahagia yang nyata dan pasti . karena tentu saja bahagia yang pasti akan lebih banyak berwarna .dan bukankah sesuatu yang berwarna lebih enak untuk dilihat dan sesuatu yang membahagiakan lebih indah untuk dikenang? tapi aku juga tahu dengan merasa terabaikan aku tahu rasanya diperhatikan , dengan tahu rasanya bertahan hingga lelah membuatku lebih peka akan seseorang yang sebenarnya lebih pantas untukku .aku tidak pernah mengutuki orang demi orang yang telah membuatku terluka , karna dari mereka aku tahu rasanya bahagia karna dicintai.


fiksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS