cerita si kunang-kunang kecil

Dan tak mungkin untukku untuk gapai cintamu , walau rasa dihati ingin memilikimu- agnes monica
kamu tahu apa yang saat ini aku takutkan? aku takut kalau semuanya berakhir
aku tidak pernah benar-benar siap dengan perpisahan , pun begitu dengan saat ini.
sebaik apapun aku menyiapkan nya tetap saja akan terasa menyakitkan , benar kan?
aku terbiasa untuk bersikap baik-baik saja dan pada akhirnya aku menjadi terbiasa dengan berbohong mengatakan bahwa aku tidak apa-apa.
tapi aku tidak bisa untuk mengatakan bahwa aku siap mengakhiri ini semua , walau sesungguhnya aku harus bersiap-siap karena waktunya akan datang.
jadi aku akan mengatakan ini padanya , mungkin ini terdengar sedikit menyakitkan untuknya , jadi maafkanlah aku jika nantinya ini akan menyakitinya. 

pinjamkan dia padaku. sebentar saja . sesaat sebelum aku harus terbangun dari mimpi yang bisa dibilang indah ini. setidaknya sebelum sinar bulan berganti dengan sinar matahari datang biarkan aku menikmati berbagi tawa dengannya .
biarkan tangan nya yang besar dan hangat menggenggam tangan mungilku yang kedinginan.
biarkan untuk sesaat bahu lebarnya menjadi tempat kepalaku untuk bersandar.
setidaknya sampai matahari terbit dari ufuk timur, biarkan dia bersamaku di sisa malam.
setidaknya untuk yang terakhir sebelum aku menghilang, sebelum aku meletakkan semuanya di tempat semula.
manusia memang tidak pernah puas dan aku sendiri tahu tentang hal itu. 
tapi, tentang perasaan tidak ada yang mengendalikannya pun begitu dengan aku.
tentang siapa kita harus bertemu dan menjatuhkan hati , semua terkadang terjadi dengan cepat seolah terjadi begitu saja dan pada akhirnya gesekan itu membuat kita terkejut dan memaksa untuk berbohong dan menyangkal semua kebenaran.
dan memang perjanjian tetaplah perjanjian , setelah matahari terbit kembali maka aku harus mengembalikan semuanya ketempat semula, tanpa terkecuali.
termasuk perasaan yang diam-diam mulai muncul.
tidak terlihat susah walau pada akhirnya akan meninggalkan bekas, pertahanan yang aku buat sedari awal memang hampir hancur tapi setidaknya dia hancur disaat yang tepat, ketika matahari akan terbit. 
dan aku juga tidak ingin mengingkari janji yang aku buat sendiri. 
jadi apapun yang pernah terjadi , dan apapun yang sesungguhnya aku rasakan bukanlah hal yang penting . 
karena memang dari awal kami bukanlah 2 orang yang dipertemukan untuk berakhir dengan bersama selamanya. 

seperti kunang-kunang terbang dengan cahaya di ekornya. kecil tapi indah. seekor kunang-kunang hanya bisa menyalakan ekornya semalaman. esok pagi , saat matahari datang menerpa hutan kecil ini, lampu kunang-kunang itu akan padam selamanya. mati.pergi. tetapi mereka tidak pernah mengeluh atas takdir yang singkat itu. mereka tidak pernah menangis atas nasib sependek itu. malam ini, meski mereka thau besok akan pergi, mereka tetap riang terbang menghiasi hutan- tere liye 
begitulah aku , si kunang-kunang kecil .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS