pura-pura

pernah nggak sih yang ngerasain capek sama hidup kamu sendiri?
pernah yang ngerasa pengen berhenti aja di satu titik , karena udah ngerasa give up?
bukan . ini bukan tentang patah hati , terlalu lemah untuk patah hati .
bahkan aku sendiri sudah lupa dimana aku menaruh hati , mungkin sudah berubah menjadi puing-puing.
kadang , ada beberapa kesempatan yang bikin aku pengen berhenti mencoba untuk bersikap "aku baik-baik saja" tapi lagi-lagi aku ragu .
sejauh ini tidak ada yang lebih tidak enak daripada menerima pandangan kasihan dari orang-orang , aku selalu berpendapat bahwa lebih baik (pura-pura) bahagia daripada menerima pandangan kasihan dari orang-orang.
entah sejak kapan tapi beberapa orang menganggap bahwa jika aku sendu maka semua berubah menjadi kelabu . berawal dari sana aku tidak pernah menggunakan wajah sendu itu lagi di depan orang banyak , aku menyimpannya dengan rapi . aku selalu (terlihat) bahagia . bukankah begitu?
berawal dari sana pula lah , perlahan aku mulai kebal dari semua rasa sakit . 
aku terbiasa tertawa ketika sesungguhnya aku ingin menangis , pada akhirnya aku belajar menertawakan diriku sendiri karena terlalu sering (berpura-pura) bahagia . 
seperti menggenggam bom waktu , tidak pernah tahu kapan akan meledak . aku selalu takut menggenggam kebahagiaan karena takut disaat yang sama bom waktu akan meledak . 
aku tidak pernah sekuat yang terlihat , aku hanya ahli dalam berpura-pura aku baik-baik saja.
hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran , sudah biasa . 
aku tidak suka gelap , tapi hanya dalam gelap mereka tidak bisa melihat rapuhnya aku .
dan betapa aku mencintai pantai , entah sejak kapan tapi aku menemukan sesuatu disana . 
sesuatu yang membuatku melupakan semuanya sementara . seperti mengisi ulang kembali kekuatanku untuk kembali (berpura-pura) bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS