dia? kembali.

Dia datang kembali , meski ada yang berbeda.
Dia tetaplah sosok yang dulu aku kenal , sosok yang dulu pernah begitu akrab denganku .
Entah harus bersikap seperti apa , tapi sejujurnya bolehkah aku mengakuinya? Aku senang dia kembali datang .
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi ,apakah ini semacam permainan yang dia ciptakan , atau alam memang sedang berkonspirasi untuk menguji keteguhan hatiku untuk kesekian kali setelah aku berkata “aku melepaskannya”
Cukup lama bersama sesungguhnya tidak pernah mudah untuk melepaskan , tapi bersama pun menjadi hal yang tidak mungkin .
Mungkin dia tidak pernah paham tapi aku bukan orang yang aka berjuang mati-matian jika aku sendiri belum yakin .
Tapi dengan kembalinya dia , aku kembali mempertanyakan satu hal “apa yang akan aku lakukan?”
Apakah aku akan memperkuat pertahanan hatiku agar dia jangan sampai masuk dan mengobrak-abrik lalu ditinggalkan seperti dahulu?
Atau apa aku akan tetap membiarkan dia masuk dan membuatnya menetap ,
Atau aku justru bersikeras membiarkan nya melakukan apapun yang dia inginkan dan bersikap acuh?
Ah , entahlah tapi acuh pun aku tak bisa aku terlalu lemah, terlalu sayang tepatnya.

Dia datang kembali , meski ada yang berbeda.
Dengan hati yang ( mungkin) telah terisi , entah oleh siapa
Dengan tangan yang (mungkin) sudah menggenggam tangan yang lain
Dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan , aku terlalu lemah jika berhadapan dengannya.
Aku ingin berlari , ingin sembunyi
Naik ke atas gunung tertinggi hingga dia hanya melihatku sebagai titik kecil yang sangat jauh
Aku ingin berlari , ingin sembunyi
Tenggelam ke dalam lautan yang paling dalam hingga dia hanya melihatku sebagai buih ombak yang menyapa daratan.
Tapi tidak pernah bisa karena dia akan selalu berkata “aku ikut”
Bagaimana aku bisa sembunyi jika dia selalu ada di sekitarku?
Bagaimana aku bisa berlari jika dia selalu ada tepat ti belakangku?
Bagaimana aku bisa berhenti jika alasanku tetap berjalan adalah dia.

Dia datang kembali , meski dengan sesuatu yang berbeda.
Dan tidak ada yang berbeda dariku karena aku tetaplah menunggunya.
Masih menunggu
Dan terus menunggu
Dan akan menunggu
Sampai aku sendiri lupa berapa lama aku harus menunggu
Sampai aku sendiri lupa rasanya menunggu
Sampai aku sendiri lupa mengapa aku menunggu
Sampai aku sendiri lupa siapa yang sesunggguhnya sedang ditunggu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS