stranger with memory

“oy , ngelamun lagi”
“ha?”
“parah ah , kamu kenapa sih? Akhir-akhir ini seringnya ngelamun mulu”
“apaan sih , siapa yang ngelamun?”
“tuh , Tanya rumput yang bergoyang”
“sewot banget sih , lagi dapet ya?”
“ya salam , nenek nenek peyot juga tahu kamu lagi ngelamun”
“ngaco ah”
“kamu yang ngaco , kalau orang normal sih ya itu ice cream di makan bukan di diemin nyampe meleleh gitu”
“ya ampun , aku lupa”
“segitu parahnya ya? Sampe ice cream di tangan aja bisa lupa”
Well , lagi-lagi aku ketangkap basah lagi ngelamun sama cewek ini , sahabat ku sendiri  . bukannya tidak suka tapi aku lebih suka menyimpan segalanya sendiri. Semua tentang pria ini , pria yang beberapa minggu terakhir ini seperti sedang menghindariku tanpa alasan dan sebab yang jelas . pergi begitu saja tanpa salam perpisahan seperti tidak ada yang pernah terjadi di antara kami berdua. Bukan kah pria itu sendiri tau perpisahan itu menyakitkan , apalagi perpisahan tanpa salam bukankah itu lebih menyakitkan lagi? Seharusnya dia tahu. Iya seharusnya dia tahu seandainya dia lebih peka sedikit.sedikit saja.
“buset , apa apan nih”
“apaan sih? ribut mulu daritadi”
“kesambet apaan , segala macam kayak gini dibeli lollipop 3 , coklat 4 , ice cream 2 . satu biji aja lupa di makan nyampe meleleh semua gitu”
“oh , lagi pengen aja”
“ha? Aku jadi ngga ngerti sama kamu ckckck”
“iya tadi pengen .tapi sekarang udah nggak”
“pengen apa kangen?”
“apa hubungannya?”
“ngga usah bohong , aku tahu. Kalian belum baikan?”
“siapa yang marahan?”
“seenggaknya kalau nggak lagi marahan nggak mungkin kalian misah-misah gini”
“ya tapi emang nggak ada yang marahan”
“jadi , dia pergi gitu aja?”
“………………………..”
“lagi?”
“……………………..”
“oh c’mon kamu ngga bisa gini terus”
Sial , kenapa dia selalu tahu. Padahal aku sudah berusaha sebaik mungkin bersikap seperti tidak-terjadi-apa-apa-diantara-kami-berdua .harus aku akui aktingku memang payah karena dia adalah perempuan baik yang sangat peduli pada siapapun. Tapi , tunggu dia bilang aku kangen? Ah nggak mungkin. Aku nggak kangen sama sosok pria cuek dan dingin itu. Nggak sama sekali. Tapi , mungkin aku bohong aku terlalu sering mengelak dari dulu , setiap pria itu kembali dari menghilangnya pertanyaan pertamanya adalah “kamu kangen nggak?” atau ketika aku mendesaknya dengan pertanyaan kenapa dia menghilang dia akan menjawab dengan wajah kalem dan senyum khasnya “biar kamu tahu rasanya kangen aku , trus biar aku tau rasanya di kangenin sama bidadari kayak kamu” jawaban konyol yang pada akhirnya akan membuatku semakin cemberut hingga dia mengeluarkan benda sakti nya , sebatang lollipop rasa coklat , atau sebatang coklat dan kadang kala ice cream coklat. Dia tahu aku tergila-gila dengan coklat. Mungkin itu juga yang membuat aku tanpa sadar membeli semua “benda saktinya” itu , mungkin sebagian dari aku berharap dengan ”benda saktinya” itu keadaan bisa mencair kembali sama seperti ice cream yang ku biarkan meleleh begitu saja .kalau aku bisa memaafkannya dengan “benda sakti” ini mungkin aku bisa melakukan hal yang sama pada pria itu.
sebelumnya kalian berantem?”
“nggak”
“terus?”
“nggak tau. Tiba-tiba aja”
“mungkin kamu harus berhenti”
“berhenti buat apa?”
“buat nunggu dia”
“aku nggak pernah nunggu”
“tapi kenyataannya?”
“………………………..”
“kamu bisa dapet yang lebih kalau kamu belajar melepaskannya”
“aku nggak mau yang lebih. Dia aja udah lebih dari cukup”
“tapi dia ngerasa cukup nggak sama kamu?”
“nggak tau”
“kamu nggak capek? Dia bisa datang dan pergi sesukanya. Tapi kamu? Cuman bisa nunggu kapan dia balik lagi”
“kalau aja bisa , tapi aku nggak bisa”
“5 bulan bukan waktu yang sebentar buat tahu gimana endingnya kalian berdua”
“aku sabar kok”
“aku yang nggak sabar liat kamu kayak gini, kamu kayak orang linglung kalau lagi ditinggal gini. Mau marah juga nggak bisa kamu kan bukan pacarnya , hubungan kalian gimana sih sebenernya?”
“nggak tahu. Aku juga nggak ngerti”
“kenapa kamu nggak pernah nanya? Kamu sayang?”
“sayang”
“terus?”
“kita kan cewek , nggak mungkin nanya duluan”
“siapa bilang? Kamu berhak kok nanya kepastian hubungan kalian berdua , biar jelas. Biar kamu tahu siapa yang lagi kamu tunggu. Buat apa ditunggu kalau nggak jelas”
“aku takut”
“takut dia pergi?”
“mungkin”
“seenggaknya kalau dia pergi setelah nya kamu tahu kalau dia memang nggak perlu di tunggu. Daripada kamu nunggu yang nggak jelas gini”
“aku suka kok nunggu dia”
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
berapa kali aku mengelak dan entah sudah berapa kali juga perempuan satu ini bersikukuh menyuruhku untuk meninggalkan pria itu tetap saja yang terjadi tidak akan ada kesepakatan di antara kami , karena aku akan tetap menunggu pria ini kembali dan dia akan tetap menyuruhku untuk berhenti menunggu sesuatu yang tidak pasti. Aku tahu seharusnya aku berhenti menunggu , toh dia belum tentu akan kembali lagi. Tapi sebagian dari diriku menahannya dan meyakinkan bagian diriku yang lain agar tetap menunggu karena dia pasti akan kembali. Tidak peduli berapa lama lagi waktu yang akan habis aku yakin dia akan kembali , ini hanya masalah waktu kan? Dan mungkin sedikit masalah hati. Bagaimana kalau ternyata hatinya memilih untuk tidak kembali? Bagaimana kalau akhirnya kami berdua akan berakhir seperti ini? Seperti 2 orang asing tidak saling kenal yang memiliki memori tentang satu sama lain? Entahlah. Aku sendiri selalu berharap hal-hal buruk seperti itu tidak akan keluar dari kepalaku ini. Aku tidak mau memikirkannya , bisa gila aku nantinya. Setidaknya biarkan aku menunggunya , sedikit lebih lama dari biasanya. Mungkin dia sedang tersesat , sebentar lagi dia pasti akan kembali. Dengan “benda sakti” dan pertanyaan-pertanyaan anehnya tentunya. Semoga saja. Secepatnya sebelum aku sendiri lelah menunggunya. Aku ada di tempat yang sama ketika dia meninggalkan aku.




source:pinterest



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS