sesal

kepada pria yang lebih menyukai hawa segar di pegunungan , apa kabar?
bagaimana mimpimu? bagaimana hidupmu?
banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan seandainya saja "kita" masih seperti dulu. tapi sesal ku adalah "kita" sudah tidak seperti dulu , mungkin aku yang salah atau aku yang terlalu lelah hingga akhirnya aku memilih untuk menyerah.
meninggalkan semua senyuman , tangan hangat, pundak kokoh , bahu yang lebar . semua yang sesungguhnya membuatku merasa aman. membuatku nyaman.
nyaman? apalah itu , aku sudah lupa bagaimana rasanya nyaman hingga akhirnya kau datang.
dan hal bodoh yang aku lakukan? aku meninggalkannya , mungkin lebih tepat aku yang ditinggalkan .
entahlah semua terlalu cepat , aku sendiri tidak pernah tahu apa yang terjadi tiba-tiba saja kita sudah seperti ini . terpisah satu sama lain , begitu saja.
bolehkah aku mengenangmu sesekali?
berusaha mengais-ngais kenangan . mengingat setiap sudut jalan yang pernah kita lalui?
berusaha mencari sisa-sisa jejak yang pernah kita tinggalkan di setiap tempat yang pernah kita kunjungi?

kau tahu , aku masih berharap masih terus dapat mencari senja bersama , berjuang melawan waktu yang menipis bergegas membawa sang surya kembali.
masih terus berusaha mencintai hawa segar pegunungungan selayaknya dirimu yang berusaha menyukai riuh ombak di tepian pantai.
masih terus berusaha mengerti bagaimana diammu bisa membuatku mengerti tentang banyak hal
masih terus mecoba untuk menjadi seseorang yang layak untukmu jika nantinya kesempatan kedua akan datang.
masih berusaha menemukan jawaban kenapa hembusan angin di  pegunungan lebih menyenangkan di bandingkan hembusan angin dari laut

kita. dua orang dengan kepribadian yang berbeda,sangat jauh.
aku menyukai pantai , segala macam yang berhubungan dengan pantai .
dan kau?
kau adalah seseorang yang menyukai pegunungan , membuatmu merasa lebih aman.
aku menyukai film drama-romantis yang katamu film aneh karena mereka selalu bersama di akhirnya.
dan kau?
kau menyukai film sci-fi , film action yang justru membuatku menahan kantuk setengah mati ketika menemanimu menonton film yang kata mu "lebih berbobot"
aku adalah si banyak omong , mendekati tidak bisa diam dan selalu penasaran . selalu tidak bisa berhenti jika sudah mulai berbicara , begitu katamu ketika aku mulai berbicara tanpa henti walau anehnya kau masih saja terus mendengarkan setiap ocehanku .
dan kau?
kau adalah si pendiam yang lebih sering berkutat dengan pikiranmu sendiri , yang terkadang membuatku tidak tahan untuk tidak bertanya "mikirin apa? mikirin siapa? kenapa? " walau pada akhirnya kau lebih memilih untuk tetap diam , dan menggantikan semua hal yang harusnya kau ceritakan dengan sebuah pelukan hangat untuk memastikan bahwa kau baik-baik saja . terkadang aku tidak puas , aku juga ingin kau menceritakan apa yang sebenarnya sedang memenuhi fikiranmu seperti yang selalu aku lakukan. tapi yang kau lakukan hanyalah tersenyum dan mengenggam tanganku sambil terus berjalan.
aku tahu kau tidak pernah terlalu suka untuk bertemu banyak orang sedang aku selalu menyukai keramaian dan bertemu banyak orang , tapi entah mengapa kau selalu berusaha untuk tetap mengikuti kemanapun aku pergi , seolah sedang belajar memasuki dunia ku .
dan yang bisa aku lakukan adalah berusaha memahami duniamu dalam diam , dunia senyap yang kau ciptakan sendiri .
belajar untuk menemani mu dalam diam mu , tidak bersuara dan tetap dihadapanmu untuk menunggumu kembali dari dunia yang kau ciptakan.
kita hampir tidak pernah memiliki kesamaan , tapi entah mengapa aku selalu merasa menemukan kepingan puzzle yang telah lama hilang.
seperti menemukan rumah untuk pulang ketika tidak punya arah untuk dituju.

sesalku adalah tidak pernah mencoba untuk berusaha lebih dari sekedar mengerti semua diammu.
sesalku adalah tidak pernah mencoba untuk berusaha mengerti semua makna dari pelukan tiba-tiba yang kau lakukan
sesalku adalah tidak pernah membuka kedua mataku dengan lebih lebar untuk melihat semua yang sudah kau lakukan
sesalku adalah membiarkanmu melepaskan genggaman tangan yang hangat tanpa pernah aku tanyakan "mengapa?"
sesalku adalah (pura-pura) melepaskanmu yang berakhir aku benar-benar kehilanganmu. semua tentangmu yang tidak pernah seutuhnya menjadi kita.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS