Hai
ayah, apa kabar di sana?
Aku
selalu berharap kalau ayah selalu baik baik saja . oh iya ini tahun ke 3 aku
hidup jauh dari ayah dan ibu. Tidak usah khawatir yah kita hanya terpisahkan
jarak yang membentang antara asrama ku dan tempat ayah sekarang. Ayah , ini
tahun terakhirku di SMA doakan aku menyelesaikannya dengan baik ya yah! Ah ,
harusnya aku tahu tanpa perlu aku mintapun ayah akan selalu mendoakanku . iya
ayah memang ayah terbaik sedunia , aku sayang ayah.
Ayah
, entah mengapa akhir akhir ini aku sering memikirkan ayah , apa ayah juga
begitu? Kalau kata orang orang sih yah “waktu kita memikirkan orang lain
berarti dia sedang merindukan kita” benarkah ayah merindukan aku? Aku berharap
begitu karena aku juga merindukan ayah . biasanya ayah selalu tahu cara
membuatku gembira , iya kan yah? Itu yang selalu aku dan ayah lakukan dulu .
sebelum akhirnya aku meninggalkan ayah untuk melanjutkan sekolah jauh dari
ayah. Sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan ayah hanya saja aku merasa bosan
berada disana , aku ingin mencoba suasana baru .aku piker aku bisa melakukannya
sendiri tapi ternyata? Aku tidak bisa apa apa . tidak ada lagi yang mengantarku
pergi sekolah menembus macet melewati trotoar tepi jalan , tidak ada yang
menunggu di taman depan sekolah hanya untuk menjemputku pulang sekolah , tidak
ada yang mengingatkan ku bahwa topi sekolah harus disimpan agar senin depan
tidak diuhukm saat upacara , tidak ada yang membantuku mengerjakan tugas tugas
prakarya yang tidak bisa aku kerjakan , dan yang paling penting tidak ada yang
mentraktirku makan mie ayam yang sering lewat di depan rumah. Ayah , begitu
banyakkah waktu yang sudah aku habiskan bersama ayah? Ah , tapi kenapa dulu aku
tidak pernah berpikir kalau ini menarik? Aku sering mengabaikan ayah.dulu.
sekarang? Tidak lagi yah aku justru merindukan waktu waktu yang sudah lewat
itu. Boleh aku menebus semuanya yah? Ayah masih mau kan mengantar kemana pun
aku pergi? . sekarang aku mengerti mengapa kita harus menghargai apa yang kita
miliki sebelum semuanya pergi . iya aku mengerti bahwa perhatian perhatian
kecil ayah dulu membuatku amat merindukannya , aku mengerti saat waktu telah
lewat dan saat kita sudah terpisahkan jarak yah.
Tentang
sosok ayah , dulu aku tidak pernah mau tahu segala hal tentang ayah. Orang orang
selalu bertanya mengenai pekerjaan ayah yang selalu menghabiskan waktu dirumah
, aku hanya menjawab sekenanya , sesuka hatiku . terkadang
aku memilih jawaban diplomatis “tidak tahu , Tanya saja sendiri “ . aku tidak
menyukai ayah ,aku selalu bersikap cuek dan masa bodoh . sederhana
masalahnya , ayah jarang dan cenderung
tidak mau membelikan beberapa gadget terbaru untukku . beberapa gadget yang hampir
semua anak di SMP ku dulu memilikinya. “belum saatnya , kamu belum bisa
bertanggung jawab” begitu alasan ayah dulu , berbeda jika adik ku yang meminta
pada ayah . ayah akan langsung membelikannya tanpa banyak komentar. Ayah tidak
adil , ayah tidak menyayangi aku. Begitu yang ada di pikiranku saat itu. Aku
lupa kalau aku menghabiskan waktu ku dengan ayah , aku mulai acuh terhadap ayah
, berbicara seperlunya saja . hingga pada akhirnya kejadian itu datang , aku
lupa kapan dan apa penyebabnya , tapi yang begitu membekas adalah kata kata
ayah kepadaku “ aku ini ayahmu sendiri ,
kalau kau tidak suka ya terserah. Tapi setidaknya kau hormatilah aku , aku ini
ayahmu jangan kau samakan dengan temanmu .sopanlah sedikit dengan ayah.
Beratkah itu untuk kamu?” dan untuk pertama kalinya aku melihat ayah begitu
terluka . ayah , orang yang selalu membelaku , yang selalu melindungiku kali
ini berkata penuh rasa kecewa setengah menahan amarah. Aku sempat melihat mata
ayah berkaca-kaca sebelum akhirnya ayah berbalik dan pergi meninggalkanku. Aku
tahu ayah tak tega jika harus berteriak marah ataupun memukulku . begitu ayah
pergi aku pun masuk kamar dan tak keluar lagi . jujur aku merasa bersalah ,
saat itu aku merasa anak paling durhaka tapi hanya sedikit karna aku masih
kecewa karna ayah tidak adil. Tapi semuanya berubah , tengah malam aku bangun
kehausan dan mendapati air minum di kamarku habis aku menuju dapur untuk
mengambil air , saat hendak berbalik menuju kamar aku melihat ruang kerja ayah
masih terang. Penasaran , aku memilih untuk mengintip . terkejut saat melihat
ayah tengah berdoa dan menangis , aku tahu dari bahu nya yang bergetar menahan
isakan nya. Ayah menangis karena perlakuanku tadi? Ah aku bergegas balik ke
kamar dan melupakan rasa bersalah ini . tapi sekeras apapun aku berusaha untuk
melupakannya aku merasa aku tetaplah bersalah dan harus segera meminta maaf
sama ayah. Aku putuskan untuk meminta maaf kepada ayah dan aku putuskan untuk
berdamai dengan ayah. #bersambung
ini cerita yang waktu itu mau aku ikutkan lomba tapi ga jadi karena udah habis deadline nya. jadi nikmatin aja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar