"aaak sebentar lagi mataharinya tenggelam"
"lah , terus?"
"yaaaah nggak bisa gitu doong , buruan dong"
"iya , iya bawel banget sih"
"ya salah siapa lama"
"salah dosennya"
"ya terserah deh , yang penting nyampe dulu deh"
"iya nona muda , pegangan erat ya pangeran tampan mu ini sedang berkonsentrasi nih"
"tampan apaan , fitnah banget"
"cerewet"
-----------------------------------------------------------------------
selalu seperti itu , hampir setiap kali aku mengajaknya untuknya mengejar senja yang terjadi adalah kami berdua benar-benar berkejar-kejaran dengan matahari , jarak dan serombongan transportasi lainnya . aku selalu takut tertinggal oleh senja. sama seperti aku yang takut untuk ditinggalkan oleh pemuda yang kini sedang memaju motornya dengan kecepatan sedang yang selalu bersedia mengantarku untuk menantikan senja
------------------------------------------------------------------------
"akhirnya , ayooo buruan parkir"
"iya , sabar dikit kenapa sih"
"iya deh iya "
"gitu dong sekali-kali jadi cewek beneran kenapa sih?"
"menurut kamu aku jenis apaan?"
"jenis jadi-jadian"
"biarin yang penting cantik"
"mau disini aja , apa mau kesana?"
"menurut kamu aku lari-larian dari tadi nyampe disini mau ngapain?"
"numpang kentut mungkin"
"kampret"
"yaudah , buru ntar ketinggalan"
"cerewet , yang lama kan kamu"
-------------------------------------------------------------------------
ah iya , senja . aku juga tidak tahu kenapa aku begitu menyukai senja di pantai ini . selalu. walaupun pada dasarnya aku begitu mencintai pantai tapi pantai inilah yang selalu menjadi tujuan utama ku ketika berbicara tentang senja , tempatku menyepi ketika aku merasa dunia mulai memusuhi ku , ketika tugas-tugas mulai membanjiri dan masalah pun tidak berhenti menyerangku . pantai , tempat persembunyianku dan pemuda yang kini berjalan bersisian denganku inilah yang menjadi tameng ku selama beberapa tahun ini. dan aku selalu berharap untuk selamanya , setidaknya beberapa tahun kedepan (lagi)
-----------------------------------------------------------------------------------------
"kamu addicted banget ya sama matahari tenggelam?"
"mau tau aja apa mau tau banget?"
"aku serius ini"
"kenapa yaaa , ngga tau juga sih seneng aja"
"udah? gitu aja? ngga ada alasannya?"
"emangnya kalo kita suka sama sesuatu harus ada alasannya?"
"ya seenggak-enggaknya kan pasti ada alasannya"
"apa ya , aku juga ngga tau sih kan aku udah bilang ngga tau"
"pantes , otak nya pas-pas an sih"
"apa?"
"nggak"
"ya terserah ah"
"ya udah"
"....................."
"....................."
"buat aku , ada beberapa hal yang terjadi gitu aja dan ngga butuh alasan. terjadi dengaan sendirinya"
"mungkin karena nama kamu senja, makanya kamu begitu menyukai matahari terbenam"
"mungkin , matahari terbenam juga ngasih kita waktu. sejenak"
"buat?"
"buat berterima kasih atas semua yang terjadi hari ini dan agar berusaha lebih baik buat besok"
"jadi kamu diem tadi mikir? hahaha"
"dikit sih"
"oneng"
"biarin"
-----------------------------------------------------------------------------------------
sama. aku juga tidak pernah punya alasan kenapa aku begitu menyukai pemuda berisik satu ini, dia terlalu rasional dan mengandalkan akal sehatnya daripada perasaanya , mungkin karena dia lelaki. aku tidak pernah merasa memiliki dan mungkin aku juga tidak membutuhkan alasan kenapa aku harus menyukainya , kenapa harus dia ketika masih ada orang lain di luar sana. dia berisik , banyak tanya , sedikit lemot , tidak sabaran , tidak pernah tepat waktu dan segudang kejelekannya yang mungkin bisa saja menjadi alasanku untuk pergi .tapi dia juga selalu berusaha menjadi orang yang tepat di saat yang tepat , dia menjadi orang pertama yang selalu datang ketika aku butuh tanpa aku minta dia selalu ada. dia yang tidak pernah lelah menuruti semua keinginanku , menemani kemanapun aku pergi , menjagaku sebisa mungkin dari hal-hal yang akan menyakitiku . dia tidak pernah bersikap manis tapi aku tau dia peduli , dia tidak pernah berjanji tapi dia membuktikan , dia tidak bertanya tapi menjadi apa yang aku butuhkan. singkatnya dia selalu ada.untukku
-----------------------------------------------------------------------
"udah gelap , balik yuk"
"bentar lagi sih"
"besok kamu kuliah pagi kan?"
"iya sih"
"yaudah buruan yuk"
"5 meniiittttttt aja"
"udah ah , udah sepi nih"
"iya..bawel ah"
"jumaat depan kosong ngga?"
"kosong deh kayaknya"
"jomblo sih , pantesan aja"
"talk to my hand"
"hahaha , gitu aja ngambek . pantai yuk , kan jumaat-minggu libur"
"ahelah mau ke pantai aja nunggu libur dulu , ini kita ga libur juga bisa kali ke pantai rempong ah"
"jadi ngga mau nih? yaudah"
"laah aku kan ngga bilang ngga mau"
"aku di ajakin nge-camp di pantai , mau ikut ngga?"
"sama siapa?"
"ramean"
"boleh deh"
"yaudah kalo gitu"
" aaaaakk"
"kenapa?"
"ngga apa-apa sih , seneng aja"
"aneh"
"cerewet"
--------------------------------------------------
dia selalu tau , dan dia selalu bisa. aku juga tidak tahu kenapa tapi apapun yang dilakukannya aku tahu dia hanya ingin membuatku bahagia , terlalu ge er memang . tapi kenyataanya selalu begitu , setahun bukan waktu yang sebentar dan aku sendiri sudah lelah . bukan lelah untuk tetap bersamanya tapi lelah untuk berusaha menjaga agar aku tidak memiliki rasa lebih kepada pemuda berisik satu ini sangatlah susah. bagaimana kamu bisa tidak jatuh cinta kepada seseorang yang selalu ada yang jelas-jelas selalu berusaha membuatmu tertawa , bagaimana?
bagaimana menjaga perasaan kamu tetap ada di posisi netral ketika dia terus menerus menunjukkan sesuatu yang hanya dia mengerti apa maksudnya . dan pada akhirnya aku kalah , aku menyerah untuk bersikap aku-tau-dia-tidak-menyukaiku-ini-karena-kami-adalah-teman dan pada akhirnya aku mengalah dan membiarkan perasaan ini terus dan terus tumbuh , entah apa yang akan terjadi pada akhirnya .tapi tolong , jangan ambil pemuda berisik ini dulu .aku sudah terbiasa dan terlalu terbiasa dengan kehadirannya dan dengan segala apa yang ada di dalam dirinya. setidaknya biarkan aku mengetahui jawaban dari semua sikapnya selama setahun belakangan ini walaupun aku hanya ingin mendengar "karena aku mencintaimu lebih dari yang sudah aku tunjukkan padamu selama ini, senja".