cerita sebelumnya
Siang itu begitu terik ketika aku baru saja menginjakkan kaki ku di perpustakaan kota , sebenarnya walaupun aku suka sekali membaca tapi aku jarang mengunjungi perpustakaan kota terlalu jauh lagipula perbandingan dengan koleksi buku di perpustakaan universitasku tidak beda jauh . tapi hari ini , aku memutuskan untuk bermain-main ke perpustakaan kota sekaligus mencari bahan untuk mini paper ku karena aku sudah mencari bahan di perpustakaan universitasku namun hasilnya nihil. Tempat ini , ah ini adalah tempat favoritku ,dulu.
Siang itu begitu terik ketika aku baru saja menginjakkan kaki ku di perpustakaan kota , sebenarnya walaupun aku suka sekali membaca tapi aku jarang mengunjungi perpustakaan kota terlalu jauh lagipula perbandingan dengan koleksi buku di perpustakaan universitasku tidak beda jauh . tapi hari ini , aku memutuskan untuk bermain-main ke perpustakaan kota sekaligus mencari bahan untuk mini paper ku karena aku sudah mencari bahan di perpustakaan universitasku namun hasilnya nihil. Tempat ini , ah ini adalah tempat favoritku ,dulu.
Entah apa yang sedang
terjadi dengan cuaca 15 menit kemudian matahari yang baru saja dengan
gencar-gencarnya bersinar terang tiba-tiba saja berubah tertutup oleh
segerombolan awan berwarna abu-abu dan titik hujan pertama jatuh. Aku selalu
suka saat hujan turun , terlalu suka malah. Sejenak aku melupakan mini paper ku
dan turut larut memandangi rintik hujan dari balik kaca jendela besar hingga
suara berat yang terdengar tidak asing tertangkap oleh indera pendengaranku.
“hai,
apa kabar?”
Dan aku mengalihkan
pandanganku dari hujan , apa yang aku lihat? Sesosok pria jangkung dengan mata
hazelnut nya sedang tersenyum dengan senyum simpulnya yang aku kenali sebagai “pria asing” di café tempo hari.
“oh
, hai baik , kamu?”
“baik
juga , aku sudah bilang kan kita pasti ketemu lagi”
“hehe
, pede banget”
“see
, tapi bener kan?”
“ini
cuman kebetulan”
“nggak
ada kebetulan di dunia ini , semua terjadi karena sesuatu alasan”
“ah
nggak juga”
“ngga
percaya?”
“nggak”
“oke
, kita ketemu lagi karena kamu harus melaporkan hasil pencarianmu”
“tentang?”
“sweet
pea”
“ooh
hahaha”
“gimana?
Sudah tahu?”
“sudah
, terima kasih untuk saat-saat yang menyenangkan. Iya kan?”
“haha
, iya kamu benar”
Dan akhirnya
mengalirlah satu cerita , bahwasannya kemaren dia berjanji dengan seseorang
temannya. Bukan teman biasa katanya , perempuan dan sepertinya memiliki tempat
khusus di hati “pria asing” ini. Tapi akhirnya dia bercerita juga bahwa
perempuan yang ditunggunya ini adalah perempuan yang dulu pernah menghabiskan
hari-hari nya bersama pria ini , tapi memilih untuk meninggalkan karena alasan
klise “kamu terlalu baik buat aku” dan
setelah beberapa waktu kemudian perempuan ini kembali dan mengatakan “kamu yang terbaik buat aku” alasan yang aneh , sekarang aku mengerti
kenapa pria ini tidak ingin menghubungi perempuan tersebut untuk memastikan
kedatangannya di café beberapa hari lalu. Siapa pun pasti tidak ingin
seenanknya di campakkan dan di pungut lagi begitu saja kan?
“kamu
suka hujan ya?”
Tanya nya tiba-tiba
entah dia yang terlalu suka mengejutkanku atau aku yang jadi gampang melamun
ketika pria ini berada di sekitarku.
“ya
lumayan lah , bau hujan bisa meresonansikan ingatan dan menenangkan fikiran”
“kamu
tahu nggak , awan yang menciptakan hujan?”
“awan
gelap”
Kataku langsung dengan
mantap
“hahaha
bukan itu”
Ah lagi-lagi pria ini
,semoga saja dia tidak memberikanku teka-teki seputar awan seperti dia
memberiku teka-teki seputar bunga seperti di café tempo hari.
“terus?
Aku sedang tidak ingin bermain teka-teki”
“tunggu
sebentar”
Kemudian dia bangkit
dan meninggalkan ku seperti sebelumnya , 5 menit kemudian dia telah kembali
dengan sebuah buku bersampulkan gambar awan-awan di depannya. Kemudian setengah
jam selanjutnya adalah dia menjelaskan berbagai macam jenis-jenis awan .dia , “pria asing” ini selalu tahu caranya member tahu tanpa
menggurui dan menghadirkan rasa nyaman kepada seseorang di sekelilingnya ,
tunggu apa aku bilang? Nyaman? Ah sepertinya aku mulai gila. Bagaimana mungkin
aku bisa merasakan perasaaan nyaman pada pria asing yang baru aku temui dua
kali ini.
“kamu
suka banget ya sama awan? Apa hujan?”
“emang
kenapa?”
“habis
kamu tahu banyak kayaknya tentang awan”
Akhirnya telontar juga
penasaran ku dari tadi , kenapa “pria
asing ini” sepertinya begitu
semangat saat menjelaskan tentang awan dan macam-macam jenis awan.
“nggak
juga sih , perubahan cuaca bisa dengan
sangat cepat terjadi, sebagi seorang pelaut, harus memperhatikan dan mengenali
setiap perubahan tersebut. baik buruknya cuaca akan sangat mempengaruhi
perjalanan pelayaran. berita berita cuaca harus terus kita monitor agar
mendapatkan berita yg up to date. dari informasi elektronik. tapi sebagai
pelaut yg kesehariannya hidup di atas laut, kita tidak harus mengandalkan
informasi media elektronik saja, dgn mengenali kebiasan prilaku cuaca dengan
mata telanjang dan feeling dari pengalaman kita kita bisa memprediksi gejala
gejala cuaca di sekita kita. dengan mengamati awan kita bisa tahu bagaimana
cuaca hari ini. dgn itu kita harus pahami betul sifat sifat dari awan tersebut”
“ooo jadi kamu pelaut?”
“mungkin nanti , yang jelas nggak sekarang”
“kenapa?”
“biasa , orang tua nggak setuju”
“oooh gitu”
“hehehe ya begitulah , kadang yang kita inginkan pun belum tentu
bisa kita wujudkan”
“iya sih , usaha aja”
“nanti mungkin , kalau masih ada waktu”
“pasti ada”
Entah kenapa
, tiba-tiba aku merasa seperti ingin membantunya menjaga mimpinya untuk menjadi
seorang pelaut . walaupun sesungguhnya aku buta tentang hal-hal menyangkut
pelaut , tapi untuk pria asing ini entah kenapa aku ingin menunjukkan kalau aku
pasti mendukungnya. Sepertinya aku mulai gila.
“udah sore , aku pulang duluan ya”
“iya , hujan juga udah berhenti aku juga udah mau pulang . mau
bareng?”
Ah , dia
sepertinya memang orang baik . tapi sayang aku masih terlalu ragu lagipula aku
membawa kendaraan sendiri.
“nggak , aku bawa kendaraan sendiri kok , tapi makasih ya”
“oke , hati-hati aku duluan”
“tunggu”
“kenapa?”
“nggak apa-apa , nggak jadi”
Hampir
saja! Tahu apa yang barusan akan aku katakan? Kita masih ketemu lagi kan? Oh
, sejak kapan aku berharap bertemu dengan pria ini? Untung saja sebelum aku
menyesali perkataan yang-untungnya-tertahan-begitu-saja.
“kita pasti ketemu lagi kok , tenang saja . tidak ada kebetulan di
dunia ini . bye”
Sesaat setelah
dia berlalu aku merasakan bahwa wajahku berubah warna menjadi merah , hal yang
pasti terjadi ketika aku sedang malu. Ah semudah itukah membaca fikiranku .
tapi setidaknya aku tidak perlu bertanya pertanyaan yang bisa membuatku malu
ini , walaupun sesungguhnya aku sendiri tidak tahu kapan akan bertemu dengan “pria asing” ini karena dia selalu
muncul tiba-tiba sama seperti perasaan yang tiba-tiba muncul , ah aku pasti
sudah mulai gila .
Beberapa kutipan berasal dari sini: http://infokapal.wordpress.com/2011/01/15/634/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar