If this is a fairytale ,I wish it will end happily. Even though we are apart I can feel you here next to me
Pernah kah kamu merasakan hal-hal kecil yang mampu membuatmu begitu bahagia? Iya , hanya hal-hal kecil tapi mampu untuk membuatmu terjaga sepanjang malam . kenapa? Karena kenyataann yang sedang kau miliki jauh lebih indah dari mimpi-mimpimu setiap malam.
Pernahkah?
Kalau kalian bertanya padaku aku
akan menjawab , iya aku pernah. Saat-saat dimana seorang “pria asing” datang
dan mulai menyatu dengan kehidupanku . menjadi sosok yang selalu mendengar
ceritaku yang kadang tidak pernah berhenti begitu saja , seorang pria yang kini
entah sedang berada di belahan bumi lainnya , mengarungi lautan mewujudkan
cita-cita nya yang selama ini disimpan begitu saja. Aku yakin kalian sudah tahu
siapa dia.
Masih jelas dalam ingatanku ,
sangat jelas percakapan kami sore itu .
---------------------------------------------
---------------------------------------------
“jadi , kamu mau jadi arkeolog?” Tanya nya padaku sore itu , di
taman yang saat itu tidak begitu ramai
“mungkin iya , mungkin tidak” aku sendiri masih ragu pada saat itu
“kenapa?”
“entahlah , aku sendiri kurang yakin. Kamu bagaimana calon nahkoda?”
“entahlah aku masih berat untuk meninggalkan semuanya”
“semua butuh pengorbanan “
“hmm , iya”
“jangan menyerah ! aku kan sudah bilang aku akan mendukungmu!”
“hahaha , aku tahu”
“terus?”
“aku takut kalau aku terlalu lama pergi kamu juga akan pergi “
“……………………………”
“aku cuman takut kamu bosan. Bosan buat nunggu aku pulang”
“………………………….”
---------------------------------------------------
---------------------------------------------------
Dia selalu berkata begitu , takut
aku pergi , takut aku bosan dan ketakutannya yang lain , ini hal yang aneh
karena sebelumnya aku tidak pernah menyangka di balik sosok nya yang ramah dan
hangat yang selalu mempunyai percaya diri setinggi langit ini memiliki
ketakutan . bukan hal yang aneh bahkan seorang yang paling hebat pun memiliki
ketakutannya sendiri , tapi apa katanya? Dia takut kehilangan aku? Dia takut
aku bosan menunggunya? Ah , seandainya kalian melihat betapa merona merah nya
pipi ku saat dia mengatakan hal-hal seperti itu . dia tidak berkata seolah-olah
hanya ingin membuatku bahagia tapi dia mengatakan yang sebenarnya , matanya
mengatakan kekalutan yang sangat dalam. Aku bahkan tidak menyangka akan
dicintai sebesar ini , aku belum pernah dicintai sebesar ini oleh orang lain.
Karena biasanya aku lah yang memiliki porsi besar dalam mencintai tapi
sekarang? Dia memberikan ku hal yang biasanya aku berikan ke orang-orang yang pernah
aku panggil kekasih.
--------------------------------------------
--------------------------------------------
“kamu tahu kan aku sudah terbiasa di tinggalkan begitu saja , bahkan oleh
orang tua ku sendiri”
“hmm”
“aku takut kamu akan pergi juga pada akhirnya”
“apa aku terlihat akan meninggalkanmu begitu saja?”
“tidak”
“terus? Kita sama-sama tahu rasanya ditinggal pergi begitu saja kan?
Bukankah kita selalu menjaga satu sama lain karena kita berdua sama-sama tahu
sepahit-pahitnya perpisahan adalah perpisahan tanpa salam , iya kan? Kita sudah
sering ditinggalkan.bukan. Dicampakkan begitu saja , bukankah karena itu kita
bisa menjadi sekarang? Karena kita tahu rasanya ditinggalkan makanya kita
berusaha untuk tetap tinggal. Bahkan disaat yang paling bosan pun kita selalu
mencoba untuk terus berjalan sama-sama
bukan berjalan sendiri-sendiri , bukannya kamu yang selalu mengajarkan aku
hal-hal seperti ini?
“situasinya beda”
“apanya yang beda?”
“……………………”
----------------------------------------
----------------------------------------
Dia terdiam begitu saja , entahlah
aku selalu kehabisan sabar ketika dia mulai berandai-andai hal-hal yang buruk
akan terjadi. Aku tidak suka menduga-duga kejadian buruk , aku hanya
menduga-duga kejadian menyenangkan yang akan terjadi. Aku selalu percaya apa
yang akan terjadi adalah apa yang kita pikirkan , jadi kenapa kita harus
memikirkan hal-hal buruk ketika sebenarnya masih ada hal-hal baik yang bisa
kita pikirkan? ini bukan pertama kali nya kami menghadapi situasi seperti ini.
---------------------------------
---------------------------------
“kamu selalu menduga-duga sesuatu yang buruk akan terjadi”
“apa yang salah dari khawatir?”
“seandainya kamu mau memberikan porsi yang sedikit lebih besar untuk
percaya sama aku”
“kenapa? Aku percaya sama kamu”
“kalau kamu percaya sama aku , kamu ngga bakal khawatir berlebihan kayak
gini. Kamu selalu khawatir kalau aku bakal pergi , dulu kamu selalu takut kalau
kamu cerita masa lalu mu aku bakal pergi sekarang kamu takut kalau kamu pergi
aku juga akan pergi . kenapa kamu ngga pernah nyoba buat percaya sama aku
sedikit lebih banyak?”
“aku takut kamu pergi setelah kamu tahu masa lalu aku bukan tanpa alasan
, masa lalu aku nggak sebagus orang lain .apa bagusnya ditinggalkan oleh ibu di
depan panti asuhan ketika kamu berumur 3 tahun? Apa bagusnya tidak pernah
mengenal siapa ayahmu dari kamu lahir?”
“berkali-kali sudah ku bilang , kenapa aku ada di sebelah kamu bukan
karena siapa kamu dulu. Aku tidak berada di sini untuk ayahmu , ibumu bahkan
masa lalu mu. Aku ada disini karena siapa kamu sekarang , dan kamu di masa
depan “
“…………………………….”
“kita nggak pernah bisa milih kita berasal dari keluarga yang seperti apa
, kalaupun bisa milih siapa sih yang mau memilih kehidupan yang nggak enak? Listen
to me sudah berkali-kali aku bilang sama kamu tentang hal ini: kita hidup ini kayak
lagi main drama , sudah ada Sutradara
yang ngatur jalan ceritanya kita ini cuman pemain . yang bisa kita lakukan
cuman jadi pemain yang baik buat cerita kehidupan kita masing-masing , terserah
kamu mau membenci peran kamu atau mencintai dan menjalani peran kamu sekarang
sebaik-baiknya selagi masih di kasih kesempatan”
“…………………………….”
"udahlah , ngapain sih mikir yang nggak enak? masih banyaaaaak hal-hal yang bisa bikin bahagia"
"hmm , kamu bener. aku cuman terlalu takut"
"jadi?"
"aku bakal menjalankan peran aku sebaik mungkin"
"baguussss"
"tapi"
"apalagi?"
"sama kamu ya jalaninnya?"
"ogah hahaha"
----------------------------------------
dia selalu takut ditinggalkan , aku mengerti. itu salah satu alasan kenapa aku tidak ingin meninggalkannya. kami sama-sama memiliki masa sulit tentang ditinggalkan . dan aku rasa bukan cuman kami berdua yang takut untuk ditinggalkan , bukankah kalian semua juga takut untuk ditinggalkan?
tidak pernah ada diantara kita yang siap untuk sebuah salam perpisahan bahkan perpisahan paling manis pun masih menyimpan tangis kan? apalagi perpisahan tanpa salam yang terjadi begitu saja?
---------------------------------
"jadi kalau aku pergi kamu pergi juga ngga?"
"nggak"
"yakin? nggak bosen?"
"kamu pasti pulang nggak? kalau pulang ya ditungguin"
"kalau kamu mau nunggu ya aku pulang"
"aku nunggu"
"berarti aku pulang"
-----------------------------------------
percakapan yang seperti baru terjadi kemaren sore , percakapan 10 bulan yang lalu. percakapan sebelum dia menghilang begitu saja ,percakapan sebelum postcard yang tiba-tiba muncul di depan rumah 3 minggu yang lalu ketika aku sudah akan menyerah untuk menunggu. sebenarnya aku nggak begitu suka dengan hal tunggu-menunggu tapi buat kamu aku masih menunggu dan alasan kenapa aku masih menunggu adalah karena aku tidak ingin bersama yang lain.
entahlah , apakah dia akan segera pulang atau kah hanya sebuah pengingat bahwa dia akan pulang tapi entah kapan?bagi kalian mungkin ini hanya postcard , tapi bagiku ini semacam surat perpanjangan izin untuk membuatku menunggu sedikit lebih lama lagi . jadi biarkan aku menunggu sedikit lebih lama lagi
"hmm , kamu bener. aku cuman terlalu takut"
"jadi?"
"aku bakal menjalankan peran aku sebaik mungkin"
"baguussss"
"tapi"
"apalagi?"
"sama kamu ya jalaninnya?"
"ogah hahaha"
----------------------------------------
dia selalu takut ditinggalkan , aku mengerti. itu salah satu alasan kenapa aku tidak ingin meninggalkannya. kami sama-sama memiliki masa sulit tentang ditinggalkan . dan aku rasa bukan cuman kami berdua yang takut untuk ditinggalkan , bukankah kalian semua juga takut untuk ditinggalkan?
tidak pernah ada diantara kita yang siap untuk sebuah salam perpisahan bahkan perpisahan paling manis pun masih menyimpan tangis kan? apalagi perpisahan tanpa salam yang terjadi begitu saja?
---------------------------------
"jadi kalau aku pergi kamu pergi juga ngga?"
"nggak"
"yakin? nggak bosen?"
"kamu pasti pulang nggak? kalau pulang ya ditungguin"
"kalau kamu mau nunggu ya aku pulang"
"aku nunggu"
"berarti aku pulang"
-----------------------------------------
percakapan yang seperti baru terjadi kemaren sore , percakapan 10 bulan yang lalu. percakapan sebelum dia menghilang begitu saja ,percakapan sebelum postcard yang tiba-tiba muncul di depan rumah 3 minggu yang lalu ketika aku sudah akan menyerah untuk menunggu. sebenarnya aku nggak begitu suka dengan hal tunggu-menunggu tapi buat kamu aku masih menunggu dan alasan kenapa aku masih menunggu adalah karena aku tidak ingin bersama yang lain.
entahlah , apakah dia akan segera pulang atau kah hanya sebuah pengingat bahwa dia akan pulang tapi entah kapan?bagi kalian mungkin ini hanya postcard , tapi bagiku ini semacam surat perpanjangan izin untuk membuatku menunggu sedikit lebih lama lagi . jadi biarkan aku menunggu sedikit lebih lama lagi
Source: pinterest |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar