Hai , tulisan ini aku tujukan
kepada kamu yang hatinya jauh entah dimana tapi raga nya masih berada di
sekitarku dan kenangan tentang nya masih berputar di pikiranku .
Apa kabar? Kau tahu canggung
rasanya harus menuliskan sebuah surat cinta untukmu .
Ah , surat cinta?
Kau pasti tertawa membacanya ,
atau mungkin kau merasa mual membacanya.
Aku tidak pernah tahu apakah
tulisan ini layak disebut surat cinta dan kenapa harus kamu yang dituju. Apa
itu artinya aku mencintaimu? Atau itu artinya aku “masih” mencintaimu ?
Entahlah . tapi sebelum pada
akhirnya kau menutup surat ini setidaknya biarkan aku memberi tahu mu sesuatu.
Aku tidak tahu lagi apa yang
sedang terjadi , pergulatan batin berbulan bulan ini menjadi semakin rumit
setiap harinya.
Entah siapa yang memenangkannya
ego kah atau akal sehat.
Ego ku untuk tetap bersama mu
walaupun aku meyakini bahwa kau sudah tidak sendiri , atau akal sehatku yang
memilih pergi walau aku tidak yakin kau sudah berdua.
Aku sudah tidak peduli, bahkan jika aku kehilangan sosok mu pun aku sudah tidak terlalu peduli.
mungkin lebih baik seperti
ini.
tetap seperti ini.
tetap bersama, saling menjaga,
saling mendoakan. saling membantu untuk membahagiakan.
lupakan tentang bersama, karena tetap bersama pun aku sudah merasa cukup.
walau jika pada akhirnya bersama pun aku tidak akan menolak.
lupakan tentang bersama, karena tetap bersama pun aku sudah merasa cukup.
walau jika pada akhirnya bersama pun aku tidak akan menolak.
Mungkin kau akan bertanya-tanya
karena surat tentangmu masih akan ada
beberapa , dan mungkin salah satunya akan benar-benar dibaca olehmu . anggap
saja aku diambang keputus asaan untuk terus berjuang dan berharap untukmu atau
memutuskan untuk berhenti dan meninggalkan mu.
Lewat surat-surat yang nantinya
akan aku tuliskan mungkin kamu menganggapnya angin lalu tapi untuk ku terkadang
disanalah sumber kebahagiaan untuk bertahan berasal.
izinkan aku menceritakan sedikit tentang mu di surat- surat berikutnya karena hanya kenangan tentangmu yang masih melekat.
Dari aku , yang terlalu lelah
mencoba tapi terlalu resah untuk menyerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar