hai , maafkan aku yang tak sempat mengirimi mu surat hari kemarin .
aku sedang sibuk , berusaha terlihat tetap bahagia dan tetap tertawa
jadi, ijinkan hari ini aku menuliskan satu surat tentangmu lagi , aku kembali membuka satu per satu draft tulisan yang pernah aku tulis selama kita masih bersama . kau tahu ? menyakitkan ketika kembali membacanya .
menyakitkan bukan karena aku terpaksa membuka kenangan lama , tapi menyakitkan karena di dalam tulisan tulisan tersebut walaupun aku menuliskan cerita bahagia tetap saja tersirat sebuah ke khawatiran bahwa semua hanya sementara.
bahwa bahagia yang sedang dirasakan adalah semu , tidak nyata dan tidak selamanya .
walau aku sendiri tidak paham selama apa definisi "selamanya" itu sendiri .
10 minggu?
6 bulan?
3 tahun?
15 tahun?
entahlah , karena yang jelas jika yang kau maksud "selamanya" adalah yang pernah kau ucap maka yang aku anggap "selamanya" adalah 73 minggu .
aku tidak tahu bahwa 73 minggu berarti selamanya .
kau adalah orang yang mengajarkan ku bahwa 73 minggu berarti selamanya .
walau setelah 73 minggu berlalu kau pun berlalu begitu saja .
kau mungkin berlalu tapi kenangan tentangmu tidak , kau tahu itu kan?
kau mungkin berlalu tapi kedai es krim tempat yang biasa kita kunjungi tidak
kau mungkin berlalu tapi jalan yang bisa kita lewati tidak
kau mungkin menghilang tapi aku tidak
jadi aku masih disini , berusaha memahami makna dari "selamanya" yang pernah kau ucapkan.
Dari , aku yang pernah kau janjikan selamanya
ps:tenang , aku tak bermaksud menagih janji selamanya yang pernah kau ucapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar