senja dan langit
Langit tanpa
senja yang indah akan tetap menjadi langit yang indah
Tapi, aku tanpa
kamu hanya akan menjadi seorang yang penuh gelisah.
Langit akan tetap
tinggi ketika senja tak bersemburat merah
Tapi, aku tidak
akan mencapai puncak tertinggi jika bukan karena kamu si pengingat lelah.
Langit tidak akan
berpindah jika hari ini senja tak datang menghampiri, dia tidak marah dan tidak
jengah
Tetapi aku akan
berubah jika kamu tak kunjung menghampiri, aku akan marah dan kemudian
berpindah
Aku bukan langit,
dan kamu bukan senja yang bersemburat merah
Tidak ada yang
sama, aku tidak tinggi seperti langit dan kamu tidak selamanya indah seperti
senja bersemburat merah.
Ketika kamu mulai
melangkah maka aku juga akan berpindah,
Tak seperti senja
dan langit yang selamanya tak berubah, kita akan berpisah ketika salah satu sudah
mulai jengah
Langit tidak akan
berubah, tapi aku pasti berpindah
Ketika waktunya
tiba, Aku telah lelah dan kamu pun kehilangan arah
Tidak ada yang marah
dan tidak ada yang bersalah
Kita hanya dua
orang yang telah lelah dan dipenuhi gelisah.
Dan pada akhirnya
kita akan berpindah dan kemudian terpisah.
Postingan kali ini mungkin akan berbeda jauh dari biasanya.
Akhir-akhir ini ngerasa lelah, ngerasa gampang marah, gampang kecewa. Mungkin cuman jenuh, mungkin.
Kemungkinan yang selalu aku impikan menjadi kenyataan.
Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang tidak bisa bersyukur.
Aku dikelilingi orang-orang yang baik, menyayangi aku baik kelebihan maupun kekuranganku.
Aku disayangi dengan begitu besarnya tapi aku justru merasa tidak pantas, aku tidak pantas menerimanya.
Entah dari kapan, aku merasa bersalah jika disayangi dengan begitu besarnya.
Bukan hubungan personal perorangan, tapi semua yang berhubungan dengan aku.
Seakan aku ingin memutuskan segalanya dan memulai hidup sendirian. Tanpa ada siapa-siapa.
Konspirasi semesta
yang kurang sempurna, berakhir dengan asa yang sia-sia dan tanpa makna.
Ungkapan yang
cukup panjang, maka aku akan menyingkatnya sebagai; kita.
Iya, kita ada di
dalam ketidak sengajaan semesta yang mungkin tanpa sengaja membuat kita
bertemu.begitu saja. Dan tanpa ada niatan apa-apa.
Mungkin saja
semesta sedang mencoba membuat lelucon ketika mempertemukan kita, di
sandingkannya kita seperti matahari dan langit di buatnya kita tidak pernah
terpisah seperti bibir pantai dengan ombak.
Satu yang semesta
lupakan, matahari bukan satu-satunya benda langit dan ombak akan menjadi buih
lalu menghilang ketika menyentuh bibir pantai.
Dibiarkannya aku
terang dan bersinar tapi aku di buat lupa jika waktu ku terbatas, di biarkannya
aku menjadi satu-satunya yang ada tapi tak diberitahukannya bahwa aku bisa saja
tertutup begitu saja oleh gumpalan awan.
Dibiarkannya aku
menjadi ombak yang dengan riang gembira berlomba-lomba menuju bibir pantai tapi
tak pernah diberinya peringatan bahwa aku hanya akan berubah menjadi buih air
laut ketika sampai di bibir pantai.
Semesta tidak
adil, aku bekerja begitu keras. Aku melakukan segala yang diinginkan oleh
langit.
Bahkan ketika
waktu ku habis, aku masih terus memancarkan cahayaku dan orang-orang mengenalnya
sebagai apa? Sinar bulan.
Bagaimana? Lucu sekali
bukan. Itu yang di atur semesta dan aku terima.
Semesta tidak
adil, di tawarkannya aku kebahagiaan jika aku mampu bertahan hingga bibir
pantai, maka berlomba-lomba lah aku menuju kesana. Aku melakukan seperti yang
dijanjikan semesta.
Tapi ketika aku
akhirnya sampai di bibir pantai , aku berubah menjadi buih dan sebagian dariku
yang tersisa kembali menuju lautan.
Bagaimana? Itu yang
ditakdirkan semesta dan aku terima.
Aku tidak pernah
menanyakan keadilan kepada semesta, aku tidak meminta lebih kepada semesta.
Aku mengikuti
takdir yang di buat oleh semesta, hingga akhirnya aku sadar sebagai ombak aku
tidak akan pernah benar-benar menyentuh bibir pantai dan sebagai matahari aku
tidak bisa menjadi satu-satunya benda di langit.
Pun begitu dengan
kita, aku tidak pernah meminta ataupun menuntut jika memang tidak, ya sudah.
Aku akan
menganggapnya sebagai konspirasi semesta yang kurang sempurna.
Aku tidak
menyesal
Aku tidak meminta
Aku tidak menuntut
Aku akan
bersyukur
Aku akan
berterima kasih
Aku akan terus
berjalan dan berharap jika semesta kembali berkonspirasi maka dia akan membuatnya dengan baik, lain kali
Langganan:
Postingan (Atom)