Punya tapi serasa tidak punya
Ada tapi serasa tidak ada
Mungkin jarak yang jauh dalam waktu relatif lama telah
memutuskan hampir semua pehamaman kita tentang kondisi satu sama lain ,
menumpulkan ingatan tentang sifat dan kelakuan satu sama lain .
Membuat keributan dan berakhir dengan teriakan ,menutup
telfon tanpa permisi hampir di semua percakapan melalui telfon .
Aku selalu mengingatkan bahwa aku tidak sendiri disini ,
tapi terkadang keadaan membuatku menyadari memaksa lebih tepatnya agar aku
sadar. iya , aku sendiri .
Ketika perjalanan ini mulai terasa berat dan melelahkan,
membuat ku ingin menyerah dan berhenti di titik ini . menutup semua dan berlalu
pergi , samar-samar seperti ada rumah kecil di persimpangan memaksaku berjalan
sedikit lebih jauh dan menambah sakit dengan melanjutkan apa yang ingin aku
hentikan detik ini juga hanya demi rumah di persimpangan depan.
Aku pikir aku akan menemukan rumah sungguhan , tapi ternyata
ketika 3 langkah lagi aku akan tiba di rumah itu semuanya menghilang , seperti
fatamorgana di gurun pasir semua lenyap ketika telah tiba ; pada akhirnya yang
tampaknya ada tapi tidak pernah terasa ada , yang kita miliki akan terasa
seperti tidak memiliki apapun , siapapun. Lantas mengapa masih punya jika
sebenarnya yang kita rasakan adalah tidak mempunyai?
Ini bukan sekedar ego , tapi tidakkah melalui semuanya
sendiri ini terlampau sulit?
Tidakkah kita berharap ada yang akan mendengarkan kita
ketika kita sendiri merasa tidak akan ada lagi yang akan mendengarkan kita ,
Tidakkah kita berharap ada yang akan menemani kita ketika
kita sendiri merasa tidak akan ada lagi yang ingin menemani kita
Terkadang ketika persoalan semakin rumit , dan beban terasa
semakin berat dan hati pun mulai enggan menampung luka. Aku memilih untuk tidur
, walau terkadang sedikit ku berharap bahwa ini adalah tidur terakhir ku. Ada rasa
enggan untuk membuka mata ketika aku mulai jatuh tertidur . aku mulai bosan
dengan drama kehidupan , aku mulai bosan dengan sakit yang rasanya selalu sama
, aku mulai bosan dengan orang-orang yang menyakitiku namun aku tidak bisa
apa-apa bahkan sekedar hanya untuk membencinya .
Lantas , mengapa aku tak pernah melanjutkan doa ku? Karena aku
mengerti disaat aku berharap ini adalah tidur terakhirku di tempaat berbeda akan
ada orang yang berharap ini bukanlah yang terakhir dia menutup mata .yang aku
lakukan hanyalah harus terus berjalan untuk mencapai titik terakhir dalam
kehidupan dan bukan berhenti disini karena tempatku bukan disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar